Jakarta - Setelah kalah dalam perburuan Eden Hazard, Manchester United juga kalah dalam perburuan Lucas Moura. Kini, Sir Alex Ferguson dikabarkan kian gencar mendekati Robin van Persie. Apa yang ada di benak Sir Alex untuk 'Setan Merah' musim ini?
Hazard
akhirnya memilih untuk bergabung dengan Chelsea setelah spekulasi
selama berpekan-pekan. Dengan gamblangnya, gelandang asal Belgia itu
mengumumkan via akun Twitter pribadinya bahwa ia akan bergabung
dengan juara Liga Champions. Praktis, pengumuman itu membuat MU dan
juga rival sekota mereka, Manchester City, gigit jari.
Lalu,
muncul ingar-bingar soal Lucas Moura. Dari mulai sang agen, presiden Sao
Paulo, hingga petinggi federasi sepakbola Brasil ikut berkomentar
tentangnya. Bahkan di tengah-tengah Olimpiade London kemarin, sempat
tersiar kabar bahwa Lucas pergi ke Manchester untuk melakukan tes medis.
Tetapi, semua itu dibantah. Lucas akhirnya bergabung dengan tim yang
datang belakangan tapi mampu memenuhi permintaan harga Sao Paulo, Paris
St Germain.
Sir Alex bereaksi atas transfer tersebut. Ia
mengatakan bahwa harga 45 juta euro untuk seorang pemuda berusia 19
tahun adalah hal yang gila.
Tapi, kabar bahwa manajer asal
Skotlandia itu mengincar Van Persie mungkin tak kalah gilanya. Van
Persie, 29 tahun, sudah kadung identik dengan Arsenal. Dengan
ketajamannya musim kemarin, ia kerap disebut-sebut membawa The Gunners
sendirian finis di zona empat besar. Ketertarikan ini sendiri juga tak
kalah hebohnya dengan berita soal Lucas. Ada pro dan kontranya.
Para
pendukung lokal dari MU berdebat, apakah Van Persie bakal cocok atau
tidak. Bahkan ada blog suporter lokal yang menyebut bahwa Sir
Alex lebih memilih untuk membuat MU terlihat seperti mobil mewah
ketimbang membenahi mesin di dalamnya. Perumpamaan itu dicetuskan
lantaran para pendukung menilai bahwa The Red Devils lebih butuh pembenahan di lini tengah; butuh "sesuatu" untuk membuat mesin di lini tengah itu bekerja lagi.
Jika
memang demikian, cukupkah membenahi lini tengah hanya dengan pembelian
Shinji Kagawa dan seorang pemuda 18 tahun bernama Nick Powell? Powell
memang berposisi asli sebagai gelandang tengah, tetapi Kagawa bukan.
Para pendukung Borussia Dortmund pasti tahu bahwa gelandang asal Jepang
itu lebih cocok dipasang di belakang penyerang. Jadi, apa yang
sebenarnya diincar oleh Sir Alex?
Selama lebih dari dua
dekade menjadi manajer di Old Trafford, ia memang kerap membuat orang
bertanya-tanya. Ia sangat favorit dengan formasi 4-4-2, meski pada
praktiknya di lapangan kerap tidak demikian. MU pada era 2007-2009
membuktikan ini.
Sir Alex terlihat seperti menduetkan
Wayne Rooney-Carlos Tevez di lini depan, meski pada kenyataannya Rooney,
Tevez, dan Cristiano Ronaldo bergerak secara bebas di final third. Sir Alex bisa dengan mudahnya memberikan tugas free role
kepada mereka. Oleh karenanya, jangan heran jika pada formasi itu Anda
akan melihat Rooney bergerak di sisi lapangan, sementara Ronaldo (yang
aslinya adalah winger) justru berada di tengah dan mendulang gol demi gol.
Sebagai
pengingat, MU di era itu sukses mendulang tiga trofi Premier League,
satu trofi Liga Champions, plus lolos dua kali ke final kejuaraan
antarklub Eropa tersebut.
Ketika Ronaldo pindah ke Real Madrid,
MU pun kembali bertumpu kepada Rooney. Ia dipasang lebih dekat ke gawang
lawan dan ketajamannya pun terbukti. Sir Alex menyebut bahwa
Rooney memang cocok dipasang sebagai penyerang utama ketimbang dimainkan
di sisi lapangan seperti sebelumnya. Dalam tiga musim sejak kepergian
Ronaldo, ada dua musim di mana Rooney punya jumlah gol oke di
Premiership, yakni pada 2009/2010 (26 gol) dan 2011/2012 (27 gol). Dua
musim itu tercatat sebagai musim-musim tersubur Rooney selama ia
berkiprah di Premiership. Ironisnya, justru di dua musim itu MU gagal
jadi juara.
Mungkinkah Sir Alex ingin mengembalikan
Rooney pada posisi yang sama seperti era 2007-2009? Jika ya, maka ada
kemungkinan dirinya akan bergerak bebas bersama Kagawa di belakang
seorang penyerang tengah. Siapakah penyerang tengahnya? Van Persie-kah?
Hanya Sir Alex yang bisa menjawabnya. Yang jelas, ia masih
memiliki Danny Welbeck ataupun Javier 'Chicharito' Hernandez untuk
posisi penyerang.
Di sisi lain, pria asal Skotlandia itu juga
masih memiliki para penyisir pinggir lapangan seperti Nani, Ashley
Young, dan Antonio Valencia. Nama terakhir bahkan bisa dioperasikan
sebagai bek kanan. Itu pun masih ditambah nama-nama seperti Tom
Cleverley, Michael Carrick, Ryan Giggs, dan Paul Scholes untuk mengisi
lini tengah. Cleverley belakangan mengatakan bahwa ia merasa enjoy bermain bersama Carrick.
Menarik untuk ditunggu bagaimana Sir
Alex bakal meracik timnya. Apalagi jika melihat tim-tim rival seperti
Chelsea dan City juga sudah mulai mengubah wajah. Roberto Di Matteo kini
punya Hazard dan Marko Marin. Datangnya Hazard, seperti diakui Di
Matteo, membuat dirinya punya opsi lebih untuk menaruh pemain di
belakang penyerang. Sebelumnya, peran itu disebutnya hanya bisa
dilakukan Juan Mata. Sedangkan Roberto Mancini belakangan mulai
bereksperimen dengan formasi 3-4-1-2. Oleh Pablo Zabaleta, taktik baru
Mancini itu disebut cukup ciamik.
sumber: detikSport