Zurich - Selain memberi lampu hijau untuk penggunaan teknologi garis gawang, IFAB (International Football Association Board), juga telah menyetujui diperbolehkannya penggunaan jilbab untuk pesepakbola muslim.
Keputusan IFAB tersebut diambil dalam sebuah rapat yang diselenggarakan di markas FIFA di Zurich, Swiss, Kamis (05/06/2012) kemarin. Demikian diberitakan AFP.
Sejak 2002, larangan memakai jilbab diberlakukan FIFA sebagai bentuk antisipasi terhadap isu sensitif yang kerap melibatkan agama. FIFA menilai, jilbab dan segala jenis simbol keagamaan tertentu menjadikan sepakbola sebagai sarana penyampaian pesan dari agama tertentu.
Dalam sebuah pertandingan sepakbola perempuan di Olimpiade London 2012 lalu antara Yordania melawan Iran, FIFA menghentikan pertandingan karena pemain Iran turun ke lapangan mengenakan jilbab. Yordania lantas menang 3-0 dan Iran didiskualifikasi.
Maret lalu, FIFA telah mencabut larangan tersebut. Adalah wakil presiden FIFA, Pangeran Ali dari Yordania, yang berperan langsung atas pencabutan larangan. Ia merupakan satu dari anggota komite Eksekutif FIFA yang berjumlah 24 orang
sumber: http://sport.detik.com/sepakbola/read/2012/07/06/040710/1958894/73/fifa-cabut-aturan-soal-larangan-penggunaan-jilbab